Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diangkat Jadi Panglima TNI, Jenderal Dudung: Saya Akan Berlakukan Seperti Zaman Soeharto

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman usai serah terima jabatan KSAD dari Jendral Andika Perkasa yang diangkat menjadi Panglima TNI, Jumat (19/11/2021).

Dikutip dari Kompas.id, Jenderal Dudung memaparkan rencana kerjanya sebagai KSAD.

Dudung mengatakan, akan mengawali pekerjaan dengan melakukan kunjungan di wilayah komflik seperti di Papua dan Poso Sulawesi Tengah.

Kehadiran Jenderal bintang 4 di lokasi konflik itu untuk melihat profesionalimes prajurit.

"Saya akan meningkatkan kualitas prajurit TNI AD dari segi teknik dan taktik," kata dia dikutip dari Kompas.id, Sabtu (20/11/2021).

Menurut dia, peningkatan itu sesuai dengan tantangan tugas ke depan.

Sehingga melalui modernisasi alutsista dan cara berpikir.

Sebab kata dia, tantangan ke depan sudah tidak seperti perang terdahulu melainkan perang siber.

Selain itu, di tengah Covid-19 dirinya mengingkan seluruh prajurit hadir di tengah kesulitan masyarakat.

Sebab Covid-19 berdampak besar bagi kesehatan dan perekonomian masyarakat.

"Apa pun risikonya, memang kita sudah dikontrak oleh negara," kata dia.

Jenderal Dudung juga menyingung soal radikalisme.

Sebagai mana diketahui, saat menjabat Pangdam Jaya, Jenderal Dudung pernah membuat gebrakan menurunkan baliho FPI.

Pencegahan gerakan radikal itu akan terus dilakukan oleh dirinya.

"Oh ya. Saya akan perintahkan seluruh prajurit peka terhadap perkembangan situasi menyangkut ekstrem kiri dan kanan," kata dia.

Terutama kata dia, pihak atau kelompok-kelompok yang mencoba melakukan tindakan radikalisme.

"Saya bilang, kalau ada informasi-informasi saya akan berlakukan seperti zaman Pak Seoharto dulu"

"Para Babinsa itu harus tahu, jarum jatuh pun dia harus tahu" kata dia.

Ia meminta jik ada organisasi yang mengganggu persatuan dan kesatuan jangan banyak diskusi, jangan terlalu banyak berpikir tetapi lakukan.

"Segera berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan tindakan yang tegas. Itu merupakan bagian dari tujuh perintah Harian KSAD," kata dia.

Profil Letjen Dudung Abdurachman

Mengutip Wikipedia, Jenderal TNI Dudung Abdurachman lahir pada 16 November 1965.

Dilansir Tribunnews, Dudung merupakan lulusan Akmil tahun 1988 dari cabang infanteri.

Tak semulus yang orang bayangkan, perjalanan Mayjen TNI Dudung Abdurachman hingga akhirnya menjadi seorang perwira dimulai dari nol.

Dikutip dari YouTube KompasTV yang tayang 27 Juni 2020, ia mengisahkan soal perjuangan orang tuanya yang membesarkan kedelapan saudara-saudaranya, termasuk dirinya.

Ayahnya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi meninggal dunia saat Dudung Abdurachman duduk di bangku SMP.

"Setelah bapak nggak ada ya ibu berjualan kue, kerupuk, terasi," katanya.

Ia pun juga berkewajiban untuk membantu sang ibu, hingga mencari kebutuhan yang dibutuhkan rumah.

"Saya harus cari kayu bakar dekat rumah dan keliling di asrama jualan," tuturnya.

Tanpa rasa malu, pihaknya juga menceritakan pernah menjadi loper koran saat duduk di bangku SMA.

"Jadi pagi saya ambil koran, saya baca-baca dulu koran itu terutama Kompas, saya paling seneng tajuk rencana Kompas," katanya.

Setelah rutinitasnya mengantar koran selesai, Dudung Abdurachman mengedarkan berbagai dagangan buatan ibundanya.

Lantas, kejadian unik pun terjadi di mana dagangan ibunya yang dijajakan pernah ditendang oleh seorang anggota TNI.

Hingga akhirnya oknum Tamtama itu mendapat teguran karena telah berlaku buruk terhadap dirinya.

Namun kejadian tersebut justru menjadi motivasi serta semangat bagi Dudung Abdurachman hingga mengaku mulai bangkit dan semangat.

"Awas nanti saya bilang, saya jadi perwira nanti saya," kata Dudung.

Rupanya motivasi tersebut terealisasi bahkan hingga saat ini ia suskes menjadi seorang Perwira TNI AD.

Posting Komentar untuk "Diangkat Jadi Panglima TNI, Jenderal Dudung: Saya Akan Berlakukan Seperti Zaman Soeharto"