Pendiri PT GSI Blak-blakan Awal Mula Bisnis PCR dan Keterlibatan Luhut
JAKARTA, KOMPAS.com - Bak bola salju yang terus menggelinding liar, kabar soal perusahaan penyedia PCR yang sebagian sahamnya dimiliki perusahaan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, berujung jadi polemik nasional.
Perusahaan yang dimaksud yakni PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). Korporasi yang berkantor di Cilandak ini merupakan salah satu pemain besar dalam penyedia layanan tes PCR dan antigen untuk mendeteksi Covid-19 di Indonesia.
Sebagai perusahaan bermodal besar, PT GSI memiliki laboratorium modern dan berkapasitas besar dan mampu melakukan tes PCR sebanyak 5.000 tes per hari.
Luhut diketahui memiliki saham di PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) secara tak langsung melalui dua perusahaan tambang yang terafiliasi dengannya, yakni PT Toba Sejahtera dan PT Toba Bumi Energi.
PT GSI merupakan perusahaan baru yang didirikan tak lama setelah pandemi Covid-19 merebak di tahun 2020. Bisnis utama dari PT GSI yakni menyediakan tes PCR dan swab antigen. Perusahaan ini juga memiliki beberapa cabang di Jabodetabek.
Pejelasan pendiri PT GSI
Bos Indika yang juga salah satu pemegang saham PT GSI, Arsjad Rasjid, mengungkapkan ide mendirikan GSI memang bermula dari dirinya. Ia mengklaim, sebagai pengusaha, ia terdorong untuk membantu pemerintah.
Ide mendirikan PT GSI bermula saat dirinya mengetahui kalau Indonesia saat itu masih terbatas dalam pendeteksian Covid-19 melalui tes swab PCR. Kondisi ini membuat pemerintah kewalahan.
"Waktu itu saya diskusi sama Pak Doni (Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo). Salah satu yang jadi masalah di Indonesia saat itu adalah testing PCR. Kita dulu masih sedikit sekali. Pada saat itu hanya 10.000 untuk seluruh Indonesia," ungkap Arsjad dalam wawancara secara virtual bersama KG Media dikutip dari Kompas TV, Senin (8/11/2021).
Ia lalu menghubungi beberapa rekan sesama pengusaha untuk ikut patungan. Sebagai pemilik perusahaan tambang terkemuka, ia cukup akrab dengan banyak pengusaha papan atas.
Rekan pengusaha yang dihubunginya adalah bos perusahaan tambang batubara Adaro, Garibaldi Thohir, yang tak lain merupakan kakak dari Menteri BUMN 2019-2024 Erick Thohir.
Kemudian ia juga menghubungi pengusaha tambang batubara lainnya, yakni Pandu Patria Sjahrir yang merupakan direktur di PT Toba Bara Sejahtera Tbk.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sendiri diketahui memiliki saham di perusahaan tersebut. Pandu Patria Sjahrir juga tercatat merupakan keponakan Luhut.
Menurut dia, komunikasi pendirian PT GSI sebatas pada Garibaldi maupun Pandu. Dia tidak berbicara secara langsung dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan maupun Menteri BUMN Erick Thohir.
Arsjad yang Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) 2021-2016 itu berujar, setelah pembicaraannya dengan Doni Monardo saat itu, ia bersama rekan sesama pengusaha sepakat untuk membantu menyediakan jasa tes PCR di Indonesia.
Arsjad menuturkan, saat itu dia sempat pula bertemu dengan profesor dari Oxford yang sedang berkunjung ke Indonesia. Dari pertemuan itu, pihaknya mendapatkan penjelasan mengenai pandemi Covid-19 dan tes PCR.
"Lalu kami cek siapa saja yang punya teknologi PCR waktu itu, ada China, AS, Eropa dan lain-lain. Kita akhirnya mencari akses untuk mencari mesin itu (PCR)," kata Arsjad.
"Kita lalu mikir ini suatu yang akan diberikan. Tapi mau diberikan ke mana? Apa Kemenkes atau mana. kami mikir waktu itu kalau kita beli sesuatu lalu diberikan, biasanya suka saja hilang, atau tidak jalan lagi atau bagaimana," ujar dia.
Sehingga, saat itu pihaknya berpikir jika penyediaan jasa tes PCR dilakukan mereka sendiri saja. Perusahaan didirikan murni untuk tujuan sosial.
"Tapi waktu itu mikirnya for social things," kata Arsjad.
Luhut buka suara
Luhut menegaskan bahwa ia tak pernah sedikit pun mengambil keuntungan dari bisnis tersebut. Bahkan, perusahaan PT GSI banyak berperan dalam menyediakan tes PCR gratis untuk membantu masyarakat.
"Saya ingin menegaskan beberapa hal lewat tulisan ini. Pertama, saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia," kata Luhut.
"Hingga saat ini tidak ada pembagian keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk lain kepada pemegang sahamnya," kata dia lagi.
Luhut bilang, saat ini banyak informasi simpang siur terkait bisnis PCR PT GSI yang sebagian sahamnya dimiliki perusahaannya, TOBA.
Terlebih, bisnis PCR perusahaan itu kemudian dikaitkan dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan PCR untuk pengguna moda transportasi. Sehingga, Luhut harus menjelaskan langsung ke publik.
"Namun, saya berkesimpulan harus menjelaskan dengan detail sesuai fakta yang ada dikarenakan ada disinformasi yang efeknya tidak hanya menimbulkan kegaduhan tetapi juga memunculkan ketakutan bagi mereka yang punya niat tulus dan semangat solidaritas tinggi untuk melihat negeri ini bangkit lalu pulih dari pandemi," sambung dia.
Luhut bilang, keuntungan dari PT GSI banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu serta tenaga kesehatan, termasuk di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet.
Ia menjelaskan, pada masa awal pandemi pada tahun 2020, Indonesia masih terkendala dalam hal penyediaan tes Covid-19 untuk masyarakat.
Melalui GSI inilah tes Covid-19 disediakan. Namun, penyediaan tes tersebut tentunya tidak gratis.
Maka dari itu, dia beserta rekan-rekan pengusaha dari Indika Group, PT Adaro Energy Tbk, serta Northstar mengajak untuk membiayai penyediaan tes dari hasil keuntungan mereka.
Luhut sendiri membiayai penyediaan tes Covid-19 melalui PT Toba Bumi Energi, yang di dalamnya terdapat 10 persen saham miliknya. Ia menegaskan, GSI tidak bertujuan untuk mencari keuntungan bagi para pemegang saham.
"Sesuai namanya, Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial sehingga tidak sepenuhnya bisa diberikan secara gratis," ungkap Luhut.
"Partisipasi yang diberikan melalui Toba Bumi Energi merupakan wujud bantuan yang diinisiasi oleh rekan-rekan saya dari Grup Indika, Adaro, Northstar, dan lain-lain yang sepakat bersama-sama membantu penyediaan fasilitas tes Covid-19 dengan kapasitas yang besar," jelas dia.
Posting Komentar untuk "Pendiri PT GSI Blak-blakan Awal Mula Bisnis PCR dan Keterlibatan Luhut"