Pertemuan Politik Prabowo-Megawati-Puan, Andi Mallarangeng Pertanyakan Kenapa di Istana
JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Juru Bicara Presiden era pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Andi Mallarangeng mengatakan, pertemuan politik kepartaian sebaiknya tidak dilakukan di Istana Kepresidenan.
Menurut Andi, SBY tidak pernah menggelar pertemuan partai politik di Istana Negara ataupun Istana Merdeka pada saat SBY menjabat sebagai kepala negara.
"Kalau di zaman Pak SBY, kegiatan politik kepartaian biasanya dilakukan di Cikeas," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, pekan lalu (18/11/2021).
Hal itu disampaikan Andi untuk menanggapi adanya pertemuan dengan agenda politik antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani di Istana Negara, Rabu (17/11/2021).
Andi mengaku heran pertemuan yang mengagendakan politik itu bisa terjadi di Istana Negara, tanpa ada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Bagaimana mungkin ada orang-orang yang bukan presiden menjabat, melakukan pertemuan politik kepartaian di Istana Presiden. Presiden saja tidak pantas melakukannya. Apakah sudah mendapat izin Presiden?" kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.
Andi kemudian menjelaskan alasan mengapa Istana Negara tidak boleh dijadikan sebagai tempat pertemuan politik kepartaian.
Pertama, Istana Negara maupun Istana Merdeka merupakan simbol Lembaga Kepresidenan.
Oleh karena itu, kata Andi, sejak dahulu, Istana Kepresidenan tidak pernah digunakan untuk agenda politik kepartaian.
"Di situ Presiden RI berkantor, dan melakukan aktivitas kenegaraan. Sekaligus bisa juga menjadi tempat kediaman Presiden," ujar dia.
Menurut dia, jikalau presiden sekalipun ingin mengadakan pertemuan politik kepartaian, maka tak digelar di Istana Kepresidenan.
"Biasanya dilakukan di Wisma Negara, yang berada di samping Istana Negara dan Istana Merdeka," ujar Andi.
Sebelumnya, diketahui bahwa pertemuan antara Megawati, Prabowo, dan Puan terjadi di Istana Negara, di sela-sela pelantikan Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pertemuan itu membahas sejumlah hal, salah satunya politik kebangsaan dan berbagai dinamika politik nasional.
Menurut dia, pertemuan yang berlangsung di sebuah ruangan VVIP itu berjalan hangat.
"Pada saat saya mendampingi Ibu Megawati, saya lihat Pak Prabowo berjalan cepat menuju tempat Bu Mega. Lalu saya sampaikan ke Ibu, ada Pak Prabowo," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (18/11/2021).
"Ibu Mega lalu menunggu, bersalam sapa dengan hangat, dan kemudian masuk ke ruangan VVIP bersama, dengan Mas Pramono Anung dan saya dampingi," ucap dia.
Hingga saat ini pihak Istana Kepresidenan belum memberikan penjelasan mengenai pertemuan tersebut, termasuk apakah pertemuan itu dilakukan dalam kapasitas mereka sebagai petinggi partai politik.
Meski tidak menjelaskan secara detail, Hasto mengatakan bahwa pertemuan membahas seputar politik kebangsaan dan berbagai dinamika politik nasional.
Sedangkan, Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan, pertemuan itu harus dimaknai sebagai ajang silaturahmi antar tokoh partai politik.
Menurut dia, pertemuan yang hangat itu menandakan bahwa komunikasi antara PDI-P dan Gerindra selaku partai yang dinaungi Prabowo Subianto tetap terjaga dengan baik.
"Politik kita terlalu banyak membaca memproduksi teks dari simbol-simbol, lalu jadi ramai. Sebenarnya ini hal yang biasa saja," kata Dahnil saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/11/2021).
"Apalagi Bu Mega dan Mbak Puan, dengan Pak Prabowo komunikasinya selama ini sangat cair dan bahkan ketika berkontestasi silaturahminya tetap baik, dan itu tetap dijaga."
Posting Komentar untuk "Pertemuan Politik Prabowo-Megawati-Puan, Andi Mallarangeng Pertanyakan Kenapa di Istana"