Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anak Buah Anies Sebut Sumur Resapan Warisan Jokowi, "Dulu Tak Masalah, Kenapa Kini Jadi Soal?"

Meski baru dibangun, namun tutup sumur resapan di Jalan Intan, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, sudah jebol. Tutup sumut resapan itu tengah diperbaiki. (Dinas SDA Jakarta Pusat)

JAKARTA, KOMPAS.com - Program sumur resapan yang menjadi andalan Gubernur DKI Jakarta saat ini Anies Baswedan untuk menanggulangi banjir menuai banyak permasalahan.

Ada sumur yang dibangun lebih tinggi dari jalan sehingga tidak efektif menampung limpasan air hujan, ada pula sumur yang penutupnya ambles dan membahayakan pengguna jalan.

Di tengah berbagai permasalahan yang menjadi sorotan tersebut, anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Tatak Ujiyati pasang badan membela Anies.

Melalui cuitannya di akun Twitter @tatakujiyati, Tatak menyebut ada keterlibatan mantan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjadi presiden dan wakilnya saat itu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Tatak mengatakan, sumur resapan merupakan program warisan Jokowi-Ahok.

Sumur resapan yang kini masif dibangun di Jakarta di jaman Anies, sebenarnya meneruskan program Pemprov DKI pada masa Pak Jokowi. Dulu tak dipermasalahkan, kenapa sekarang jadi soal?” tulisnya.

Bagaimana sebenarnya sejarah pembangunan sumur resapan? Benarkah sumur ini merupakan warisan Jokowi-Ahok?

Sumur resapan sudah ada sejak pemerintahan Sutiyoso

Penelurusan Kompas.com, pembangunan sumur resapan di DKI Jakarta sudah ada sejak masa pemerintahan Gubernur Sutiyoso.

Ini dibuktikan dari terbitnya Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 68 Tahun 2005 tentang Pembuatan Sumur Resapan.

Disebutkan bahwa sumur resapan adalah “sistem resapan buatan yang dapat menampung air hujan akibat dari adanya penutupan tanah oleh bangunan baik dari lantai bangunan maupun dari halaman yang diplester atau diaspal yang dialurkan melalui atap, pipa talang maupun saluran, dapat berbentuk sumur, kolam dengan resapan, saluran porous dan sejenisnya”.

Tujuan pembangunan sumur resapan adalah sebagai tempat penampungan air yang bisa digunakan saat musim kemarau, dan juga mengurangi dampak banjir.

Saat itu, kewajiban pembangunan sumur resapan ditujukan kepada perorangan dan badan hukum, serta pengembang.

Pemprov DKI Jakarta mulai membangun sumur resapan pada 2012 di bawah kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke.

Dari 2.000 target sumur resapan yang dibangun, Foke hanya mampu menyelesaikan tujuh sumur resapan hingga sisa masa jabatannya.

Sumur resapan di era Jokowi

Proyek tersebut kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Jokowi.

Catatan Kompas.com, Jokowi menyempatkan diri pada 2 Oktober 2013 untuk meninjau pengerjaan salah satu sumur resapan di depan rumah dinasnya di Jalan Surapati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat.

"Sumur resapan dalam ini berbeda sama sumur resapan biasa. Kalau yang biasa cuma tiga atau lima meter, sumur resapan dalam kedalamannya bisa 60 sampai 200 meter," terang Jokowi.

Jokowi menjelaskan, sebanyak 2.000 sumur resapan dalam yang dikerjakan oleh Dinas Energi dan Perindustrian DKI tersebut tersebar di lima wilayah di Jakarta.

Pembuatan sumur resapan dalam itu diprioritaskan di daerah yang terjadi genangan saat diguyur hujan lebat. Contohnya, di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat; Jalan Matraman, Jakarta Timur; dan permukiman elite di Menteng, Jakarta Pusat.

Posting Komentar untuk "Anak Buah Anies Sebut Sumur Resapan Warisan Jokowi, "Dulu Tak Masalah, Kenapa Kini Jadi Soal?""