Siapa Sebenarnya Anwar Abbas? Berani Kritik Jokowi di Kongres MUI, Bikin Presiden Tak Jadi Pidato
TRIBUNPEKANBARU.COM - Anwar Abbas saat ini menjadi sorotan usai kritikannya terhadap pemerintah membuat presiden Joko Widodo tidak pidato yang telah disiapkan.
Kritikan Anwar Abbas tersebut disampaikan dalam acara Pembukaan Kongres Ekonomi Umat ke-2 MUI Tahun 2021.
Video Anwar Abbas pun jadi perbincangan di Media sosial.
Lantaran karena kritik Anwar Abbas tersebut, Presiden Jokowi pun tidak jadi membaca teks pidato yang sudah disiapkan, namun langsung menanggapi Anwar Abbas.
Mulanya, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas memberikan sambutan terlebih dahulu, ia menjelaskan bahwa masih banyak warga yang belum sejahtera.
Anwar juga menyampaikan data terkait indeks gini economics. Ia menyoroti terkait indeks gini yang mengalami penurunan dan selanjutnya terkait ketimpangan di bidang pertanahan.
"Cuma dalam bidang pertanahan, indeks gini kita sangat memprihatinkan itu 0,59, artinya 1 persen penduduk menguasai 59 persen lahan yang ada di negeri ini. Sementara yang jumlahnya sekitar 99 persen itu hanya menguasai 41 persen lahan yang ada di negeri ini," ujar Anwar.
Usai Anwar Abbas menyampaikan sambutan, Presiden Joko Widodo lanjut memberikan sambutan dan ia memilih menjawab kritik dari Anwar Abbas.
Jokowi memjawab kritikan terkait masalah pertanahan.
"Yang pertama yang berkaitan dengan lahan, dengan tanah. Penguasaan lahan, penguasaan tanah. Apa yang disampaikan oleh Buya betul. Tapi bukan saya yang membagi. Ya harus saya jawab. Harus saya jawab. Dan kita sekarang ini dalam proses mendistribusi reforma agraria yang target kita sudah mencapai 4,3 juta hektare dari target 12 juta dari yang ingin kita bagi," ujar Jokowi.
Jokowi juga memaparkan terkait bank tanah dan akan melihat Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan yang ditelantarkan.
Jokowi juga ingatkan terkait tawaran untuk penggunaan lahan, ia menegaskan bahwa tujuan penggunaan lahan tersebut harus jelas.
Berikut 3 kritik Anwar Abbas yang bikin Jokowi ogah baca teks pidato:
1. Kesejahteraan belum merata
"Saya rasa pemerintah kita sudah berhasil mensejahterakan rakyatnya, tapi rakyat yang sudah bisa tersejahterakan dan disejahterakan oleh pemerintah tersebut kebanyakan mereka-mereka yang kalau kita kaitkan dengan dunia usaha, itu mereka-mereka yang ada di kelompok usaha besar, dan menengah serta usaha kecil," kata Anwar Abbas
"Sementara mereka-mereka yang berada di level usaha mikro dan ultra mikro, itu tampak oleh kita belum begitu terjamah, terutama oleh dunia perbankan. Sehingga akibatnya kesenjangan sosial dan ekonomi di tengah-tengah masyarakat kita tampak semakin terjal," sambung Anwar.
2. Ketimpangan bidang pertanahan
Anwar Abbas juga menyinggung soal ketimpangan di bidang pertahanan. Dia menyebut hal ini sebagai sesuatu yang memprihatinkan.
3. Banyak pelaku usaha belum diperhatikan
Anwar Abbas memaparkan mengenai data kelompok usaha di Indonesia. Menurut dia masih banyak pelaku usaha yang belum diperhatikan.
"Padahal seperti kita ketahui bersama, jumlah usaha besar cuma besarnya hanya 0,01 persen dengan jumlah pelaku usaha 5.550 dengan total aset di atas 10 miliar. Usaha menengah besarnya adalah 0,09 persen, dengan jumlah pelaku usaha 60.702. Dengan total aset lebih dari 50 juta rupiah dan usaha kecil besarnya 1,22 persen dengan jumlah pelaku 783.132 dan total aset di atas Rp 50 juta. Jadi, dari data ini kita ketahui total mereka-mereka yang sudah terperhatikan oleh pemerintah dan dunia perbankan itu ada di sekitar angka 1,32 persen atau lebih kurang kalau dari jumlah pelaku yaitu 849.334 pelaku usaha," ujar Anwar.
"Sementara jumlah usaha mikro dan ultra mikro besarnya adalah 98,68 persen dengan jumlah pelaku usaha, yaitu sekitar 63,3 juta pelaku. Di mana total asetnya sama dan atau di bawah 50 juta rupiah, dan itu boleh dikatakan tidak dan atau belum terurus oleh kita secara bersama-sama dengan baik, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh kita," sambungnya.
Posting Komentar untuk "Siapa Sebenarnya Anwar Abbas? Berani Kritik Jokowi di Kongres MUI, Bikin Presiden Tak Jadi Pidato"