Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ahok Tolak Rencana Akuisisi Perusahaan Mobil Listrik Jerman oleh Indonesia Battery Corporation

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai akuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman yang akan dilakukan oleh Indonesia Battery Corporation (IBC) tidak layak.

Perusahaan yang dimaksud yakni StreetScooter, yang akan diakuisisi oleh Odin Automotive, perusahaan yang didirikan di Luksemburg.

Ahok mengungkapkan, PT Pertamina sebagai pemegang 25 persen saham di IBC masih melihat hasil due diligence dari rencana ini. Kendati demikian, Ahok secara personal tegas menolak rencana akuisisi ini.

"(Untuk keputusan Pertamina) Saya harus cek ke dewan komisaris lainnya. Kalau saya, setelah lihat hasil due diligence sudah bisa disimpulkan Proyek Odin tidak layak dibeli," ungkap Ahok ketika dihubungi Kontan, Selasa (23/11/2021).

Ahok melanjutkan, pertimbangannya yakni akuisisi ini dinilai tidak layak jika bertujuan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dalam negeri. Selain itu, ada pertimbangan lain merujuk pada hasil due diligence yang belum bisa dibeberkan lebih jauh.

Yang terang, Ahok memastikan, Menteri BUMN juga telah menyampaikan rencana ini kepada dirinya di depan Presiden Joko Widodo.

"Jika tidak sesuai dan tidak bisa membangun ekosistem EV Indonesia, tidak akan lakukan akuisisi Odin oleh IBC," tegas Ahok.

Dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Ahok mengungkapkan, rencana ini sebelumnya pernah dipaparkan oleh Pertamina Power Indonesia (PPI) ke jajaran Dewan Komisaris PT Pertamina.

"Narasinya apa? (kenapa) mesti beli mobil listrik di Jerman? (katanya) supaya bisa masuk pasar Amerika, China, itu yang saya bilang hati-hati," kata Ahok dikutip dari Video Wawancara di kanal YouTube-nya, Selasa (23/11/2021).

Ahok melanjutkan, dalam pengambilan keputusan, pejabat tidak boleh memberikan future valuasi tanpa dasar yang kuat.

Apalagi, di saat bersamaan, Ahok mengungkapkan ada kendaraan listrik garapan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang dibanderol dengan harga termurah Rp 20 juta. Jumlah ini dinilai berbeda drastis dengan angka akuisisi perusahaan asal Jerman yang kabarnya mencapai 170 juta dollar AS.

Ahok melanjutkan, jika rencana akuisisi bertujuan untuk memperluas kemungkinan masuk ke pasar Amerika dan China, akan ada tantangan yang besar.

Di Amerika Serikat sendiri sudah ada Tesla, sedangkan untuk pasar China juga sudah ada pemain utama seperti Wuling yang bisa menawarkan kendaraan listrik dengan harga murah.

Menurutnya, jika memang ingin memproduksi kendaraan listrik maka ada opsi lain yang bisa ditempuh ketimbang mengakuisisi perusahaan di Jerman.

"Kita sudah punya aki, kita lebih baik ngembangin anak-anak ITS. Kalau Anda masih kurang ngerti, kenapa enggak ajak Wuling atau misalnya perusahaan China. Gue mau kembangin mobil pakai merek gue boleh enggak? Boleh dong," ujar Ahok.

Ahok mengungkapkan, langkah serupa sebelumnya sudah pernah ditempuh Indonesia lewat pengembangan kendaraan seperti Bimantara dan Timor. (Filemon Agung)

Posting Komentar untuk "Ahok Tolak Rencana Akuisisi Perusahaan Mobil Listrik Jerman oleh Indonesia Battery Corporation"