Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ridwan Kamil: Saya Dengar Jadi Presiden Butuh Rp 8 Triliun, Duit dari Mana?

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan rencana politiknya dalam beberapa tahun ke depan. Setelah berencana masuk partai politik tahun depan, ia juga tak menampik maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

Jika hendak maju sebagai capres, pria yang akrab disapa Emil itu mengaku sudah belajar banyak ketika ikut dua kali pilkada di Jawa Barat. Menurut dia, menjadi presiden RI setidaknya membutuhkan tiga syarat.

"Saya belajar dari dua kali pilkada sebagai pengantin Pilkada, bahwa untuk maju menjadi pemimpin di Indonesia syaratnya tiga. Satu, elektabilitas dan kesukaan," ucap Emil dalam acara Fisipol Leadership Forum: Road to 2024 yang diadakan oleh Fisipol UGM, Kamis (2/12).

"Dua, ada logistik. Mahal kan triliunan yang saya dengar untuk jadi presiden menurut riset. Nah, [katanya] Rp 8 triliun, ini duit dari mana Rp 8 triliun," lanjut dia.

Kemudian, syarat ketiga, capres harus diusung oleh partai politik, sesuai sistem demokrasi di Indonesia.

Dari tiga syarat tersebut, satu di antaranya Emil optimistis sudah memilikinya yakni elektabilitas. Tak heran, sebab dalam berbagai survei elektabilitas capres 2024, nama Emil kerap muncul dalam jajaran atas.

Sedangkan dua syarat lainnya yakni uang dan partai, ia mengaku belum memilikinya.

"Setelah saya teliti, elektabilitas kesukaan itu berbanding lurus dengan kinerja. Sekarang saya meningkatkan nomor 1 yang saya miliki aja. Kan ini paling murah dengan kerja baik sesekali populisme bikin konten melaporkan apa (kinerja), ya saya seimbangkan," ungkap Emil.

Selain maju nyapres, Emil juga memiliki rencana lain apabila tidak ada yang mengusungnya sebagai capres 2024. Ia berencana maju Gubenur Jawa Barat untuk periode keduanya.

"Ternyata tidak ada partai yang mengusung, yang paling realistis dalam menu politik saya adalah melanjutkan gubernur jilid dua," tutup dia.

Posting Komentar untuk "Ridwan Kamil: Saya Dengar Jadi Presiden Butuh Rp 8 Triliun, Duit dari Mana?"